Oleh; Endah Sri Rahayu
Dalam sunyi, jemari berlayar di samudra tak bertepi
Menyulam asa yang tak sempat bermekar di taman puji
Keringat menyatu dengan angin, hilang tanpa jejak
Namun langit mencatatnya, tiap helai, tiap retak
Tak apa, pikirku walau dunia tak mendengar gema
Tak perlu panji, tak butuh sorak, tak perlu nama
Kerjaku bukan seruan yang menuntut tepuk tangan
Namun langkah tertata dalam senyap yang tak berpamitan
Aku bukan pencari wajah dalam sorot gemerlap
Tak perlu sanjung yang melambung atau tatap tajam harap
Tugas kutuntaskan meski tak bersuara
Mengerjakan yang mampu tanpa keluh berkepanjangan
Karena keikhlasan tak butuh panggung kemegahan
Jika pandang mereka tertutup kabut
Biarlah, tak perlu disebut
Aku tulikan telinga saat bisik terdengar ragu akan diri
Bersandar pada Tuhan, tempat sebenar-benar balas tertatap

