Dunia Magister
  • Home
  • Berita
  • Jurnal
  • Opini
  • Sajak
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Jurnal
  • Opini
  • Sajak
No Result
View All Result
Dunia Magister
No Result
View All Result
Home Sajak

Peta Menuju Surga

Dunia Magister by Dunia Magister
January 29, 2025
Reading Time: 5 mins read
Peta Menuju Surga
Share on FacebookShare on Twitter
Oleh ; Rangga L Tobing (Pangeran Sastra)

Di tengah hutan, Sang Pangeran ditemani oleh seorang pengawalnya sedang mencari tanaman yang akan digunakan untuk obat istrinya. Hutan itu begitu lebat, dengan dedaunan hijau yang berkilauan terkena sinar matahari. Udara segar yang membawa aroma tanah basah menyelimuti mereka, sementara suara gemerisik dedaunan dan kicauan burung menjadi latar yang menenangkan. Terkadang pengawal itu ingin bertanya kepada pangeran, mengapa ia ingin mencari sendiri obat itu, padahal ia bisa meminta para prajurit untuk melakukannya. Namun ia memutuskan untuk tidak mempertanyakannya, ia tahu pangeran melakukan sesuatu pasti dengan maksud dan tujuan tertentu.

Sang Pangeran teringat senyuman lembut istrinya. Wajah istrinya selalu bersinar, bahkan dalam kesederhanaan, memberikan kekuatan di setiap langkahnya. “Aku akan kembali kepadamu,” gumamnya dalam hati, “dengan harapan dan kehidupan.”

“Saya punya cerita,” kata pangeran kepada pengawalnya. Mereka sambil berjalan menelusuri semak belukar, “dahulu ada seorang pemuda mendapatkan sebuah peta menuju surga yang diwariskan ayahnya ketika akan meninggal. Ia begitu senang mendapatkannya. Ia sangat yakin bahwa peta yang berada di tangannya akan mengantarkannya ke surga, setidaknya itu yang kerap dibicarakan oleh ayahnya dulu.

”Berbeda dengan adiknya. Ketika ia mengajak adiknya untuk melakukan perjalanan menuju surga sesuai dengan apa yang telah dipetakan, adiknya malah menolaknya, ia memilih untuk tidak mengikuti rute pada peta itu. Mendengar penolakan adiknya, kakaknya marah. Kakaknya mengatakan adiknya telah tersesat dan selamanya akan mengalami kesengsaraan hidup.

”Berpedoman sebuah peta berada di tangannya, sang kakak terus berlari tanpa peduli dengan apa yang berada di sekitarnya. Ia ingin segera mencapai puncak gunung tinggi seperti di peta itu, sebab menurut ayahnya dulu, di sanalah ia menemukan surga. Tanpa banyak berpikir ia melesat dengan cepat mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di peta. Di luar dugaan hanya dalam waktu beberapa bulan ia berhasil mencapai puncak gunung, bahkan lebih cepat dari ayahnya yang memerlukan waktu puluhan tahun lebih lama. Ia begitu bahagia dan berteriak, ‘aku berhasil menemukannya!’ seraya tertawa lepas.

”Perlahan, ia pun berhenti tertawa. Terlihat kerutan di keningnya yang jatuh melalui butiran air menetes dari bola mata. Terbesit penyesalan yang mendalam. ‘Tidak!’ Ia menyadarinya. Ia tidak berhasil menemukan surga itu. Gunung itu kosong. Tidak ada kebahagian di sana, tidak seperti yang dikatakan ayahnya dulu. Ia begitu menyesal. Ia hanya bisa menangis. Tak mungkin ia turun kembali, dan mengatakan kepada adiknya bahwa ia tak menemukan apa pun di atas gunung ini. Itu sungguh memalukan! Akhirnya ia memilih untuk tetap berada di sana.

”Suatu ketika di pagi hari, pemuda pencari surga itu terbangun dari tidurnya. Ia melihat sosok pria tua tersenyum anggun kepadanya. Pemuda itu sontak berteriak:

‘Surga! Surga! Surga!’

”Pria tua di hadapannya membelai lembut tumpukan rambut putih di kepala pemuda itu. ‘Aku bukan surga, aku adalah adikmu. Sudah puluhan tahun aku mencarimu dari satu gunung ke gunung yang lain, sebab aku tidak memiliki peta itu. Lihatlah sekarang rambut kita telah memutih.’

“Tentu saja aku masih ingat,” kata sang kakak, ‘di mana kau menemukan surga itu? Aku melihat kebahagiaan itu di wajahmu, seperti wajah ayah. Kau telah menemukannya. Tolong katakan di mana kau menemukan surga itu, sebelum tubuh rentaku ini kaku selama-lamanya?’

”Surga itu ada di sepanjang jalan pengertian kehidupan yang kita peroleh. Seperti perjalanan ayah mencapai puncak gunung ini. Ketika ayah berada di lembah bawah sana, ia mendapat pengertian dari kicauan burung yang merona di antara embun-embun pagi. Ketika ia berada di dalam hutan, ia juga mendapatkan pengertian dari pohon-pohon yang menjulang tinggi, merengkuh keteduhan di kala terik sang mentari. Begitupun saat angin datang berhembus dengan lembut, suara gemercik air di antara sela-sela bebatuan, melihat ikan-ikan yang menggeliat menari indah di bawah air, dia pun mendapatkan pengertian dari semua itu.

”Hingga ia berdiri di atas puncak gunung ini. Ia memandang ribuan pepohonan yang berderet di bawah sana. Ia merasakan udara sepoi berhembus membisik ke telinganya. Ia mendengar gemercik air, dan kepakan sirip ikan-ikan bermain di permukaan sungai. Ia merasakan keharmonisan terjalin dari pengertian-pengertian itu. Semakin banyak pengertian-pengertian hidup yang kita terima dengan kejujuran, semakin berbahagialah kita.”

Pengawal itu menatap pangeran dengan heran sekaligus kagum. Di dalam dirinya, ia bertanya-tanya, apakah pangeran juga sedang mencari “peta menuju surga” dalam hidupnya? Namun, ia menahan pertanyaannya, merasa belum pantas mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.

Pengawal itu menunduk sejenak, berpikir tentang hidupnya sendiri. Apakah ia juga terlalu bergantung pada peta yang diberikan kepadanya? Ia merasa, mungkin untuk pertama kalinya, ada sesuatu yang lebih dari sekadar mematuhi.

Saat mereka semakin mendekati tanaman itu, Sang Pangeran merasa hatinya bergetar. “Apakah ini cukup? Apakah aku benar-benar memahami apa yang diajarkan cerita tadi? Atau aku juga sedang mengikuti peta yang aku buat sendiri?” pikirnya. Ia teringat senyum istrinya yang mulai memudar. “Aku tak bisa gagal. Aku tak akan gagal.”

“Tahukah kamu?” lanjut pangeran bertanya kepada pengawalnya, “ujian terbesar bagi seseorang yang memegang peta adalah peta itu sendiri.”

Pengawal itu hanya mengangguk. Sudah kebiasaannya mendengar dan berusaha mengingat seluruh apa yang dikatakan pangeran. Sebab ia yakin apa yang dikatakan pangeran sangat penting.

“Hei, itu dia tanaman yang kita cari!” tunjuk pangeran di antara dedaunan tak jauh dari mereka.

Sang Pangeran memetik tanaman itu dengan hati-hati. Ia menoleh ke pengawal dan tersenyum kecil. “Kadang, kita lupa bahwa menemukan sesuatu bukanlah tentang hasil akhirnya, tetapi tentang apa yang kita pelajari sepanjang jalan.”

Pengawal itu mengangguk, lalu berkata lirih, “Mungkin itulah surga, Tuan. Pengertian yang kita temukan dari setiap langkah.”

Mereka berdua duduk sejenak di tepi sungai kecil yang mengalir jernih. Air memantulkan bayangan dedaunan yang menari di atasnya. Tak ada yang berkata apa pun, hanya suara alam yang berbicara. Dalam keheningan itu, Sang Pangeran menyadari betapa berartinya perjalanan ini, bukan hanya untuk istrinya, tetapi untuk dirinya sendiri.

Dalam keheningan itu, angin lembut menyelimuti mereka, membawa pesan yang tak terlihat: surga bukanlah tempat yang dicapai, melainkan rasa syukur yang ditemukan dalam setiap langkah.


“Perjalanan hidup bukanlah sebuah perjudian. Jika engkau tepat memilih salah satu jalan, maka engkau akan mendapatkan kemenangan besar (surga), namun jika engkau salah, maka engkau akan mendapatkan kekalahan yang telak (neraka). Perjalanan hidup sejati adalah suatu perjalanan yang setiap langkahnya, kau dapat membagikan cinta dan kasih sayangmu tanpa berharap suatu kemenangan besar (balasan surga) di penghujung jalan. Karena kemenangan besar (surga) itu dengan sendirinya telah tercipta, bersama langkah kakimu.” – Rangga L Tobing

Tags: Dunia MagisterMahasiswa MagisterManajemenManajemen SDMMMPangeran SastraSDM
Dunia Magister

Dunia Magister

Next Post
Manajemen Inovasi: Mendorong Pertumbuhan dan Daya Saing

Manajemen Inovasi: Mendorong Pertumbuhan dan Daya Saing

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Instagram TikTok Youtube

Categories

  • Berita
  • Buruh
  • Jurnal
  • K3
  • Kesehatan
  • Ketenagakerjaan
  • Mahasiswa
  • Olahraga
  • Opini
  • Perempuan
  • Resep
  • Sajak

Tags

ACI BONTA Bundesliga Buruh Cerpen Cinta DISKRIMINASI Dunia Magister ESR Filosofis Filsafat Hari Kartini Hukum ILMU MANAJEMEN ILO Jaminan Sosial JUDI ONLINE K3 Kepemimpinan Kepuasan Korupsi La liga Liga inggris Mahasiswa Magister Manajemen Manajemen SDM Manusia May Day MM OLAHRAGA Pangeran Sastra Pekerja Pemimpin Penelitian Perempuan PKM Puisi Ralez Ren Sajak SDM Seri a Serikat buruh Serikat Pekerja Upah

2025 © Dunia Magister

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Jurnal
  • Opini
  • Sajak

2025 © Dunia Magister