Oleh ; Rangga Adhitia Hermawan
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam factor, baik factor intern maupun factor ekstern. Kepemimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang memengaruhi perilaku orang lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebih rendah daripada nya dalam berpikir dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistic dan egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.
Seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu antara lain:
- Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, keaslian, kemampuan menilai.
- Prestasi (Achievement): gelar Pendidikan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olahraga dan atletik, dan sebagainya.
- Tanggung Jawab: mandiri, inisiatif, tekun, percaya diri, agresif dan memiliki hasrat untuk unggul.
- Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, suka bekerjasama atau kooperatif, mudah menyesuaikan diri.
- Status: meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, popular dan tenar.
Teori kepemimpinan mengetahui tentang perilaku pemimpin, konsep kepemimpinan, tugas pokok dan fungsi serta etika profesi yang perlu dipahami pemimpin. Teknik kepemimpinan mengetahui kemampuan dan keterampilan teknis pemimpin. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang akan dipimpin. Kepemimpinan juga melibatkan pembagian kekuasaan (power). Pemimpin harus mempunyai power yang lebih besar dibandingkan dengan yang dipimpin. Power tersebut datang dari beberapa sumber, diantaranya adalah; Reward power, coercive power, legitimate power, referent power dan expert power.
Pengembangan kepemimpinan adalah proses yang membantu mengembangkan kapasitas individu untuk menjalankan peran kepemimpinan dalam organisasi. Proses ini berfokus pada pengembangan keterampilan penting yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang lebih berdampak dan sukses..
Setiap pemimpin memiliki kekuatan untuk meningkatkan dan merampingkan tempat kerja berdasarkan kemampuan dan tingkat keterlibatan mereka. Pemimpin yang kuat sangat penting untuk pengembangan dan keberhasilan tim dan Perusahaan, dan mereka harus siap untuk menggunakan bakat yang dibutuhkan untuk meningkatkan budaya dan produktivitas. Adapun factor yang membuat Kegiatan pengembangan kepemimpinan yang berkelanjutan menjadi penting antara lain yaitu; kesuksesan Perusahaan, kepusasan karyawan, pencarian keseimbangan dan pencarian bakat.
Adapun cara yang dapat diterapkan dalam pengembangan kepemimpinan
1. Pelatihan Formal
Pelatihan formal memiliki jadwal tetap yang mereka ikuti. Pelatihan biasanya difasilitasi oleh spesialis pelatihan dan umumnya dilakukan di luar tempat kerja.
2. Kegiatan pengembangan
Kegiatan pengembangan dapat diintegrasikan ke dalam tugas-tugas operasional yang sedang berlangsung atau dilakukan secara bersamaan.
Para eksekutif harus menciptakan budaya peningkatan berkelanjutan yang kuat di seluruh organisasi, karena perkembangan dan pembelajaran tidak boleh terhenti pada level tertentu. Terlepas dari posisi atau jabatan, setiap pemimpin, baik di level manajer atau eksekutif puncak, harus terus berinvestasi dalam pengembangan diri. Hal ini tidak hanya penting bagi pertumbuhan individu, tetapi juga merupakan elemen kunci dalam keberhasilan jangka panjang perusahaan. Pengembangan yang berkesinambungan harus menjadi prioritas strategis yang terintegrasi dalam budaya perusahaan.
Dengan membantu para pemimpin untuk lebih sadar diri, memahami kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan, serta memperluas keterampilan mereka, perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Selain itu, pengembangan ini juga berperan dalam mempertahankan talenta berprestasi tinggi yang merupakan aset berharga bagi organisasi. Untuk itu, sangat penting untuk memberikan alat dan pengetahuan yang tepat, seperti data kepribadian dan keterampilan kepemimpinan, kepada manajer, calon pemimpin, dan karyawan berpotensi tinggi. Ini akan membekali mereka untuk memimpin tim secara efektif, mengatasi tantangan yang semakin kompleks, serta menyesuaikan perilaku mereka dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah-ubah. Pada akhirnya, ini akan memperkuat rasa tanggung jawab mereka terhadap gaya kerja dan hasil tim, menciptakan lingkungan kerja yang produktif, inovatif, dan berorientasi pada pencapaian tujuan jangka panjang.

