Oleh: Anggi Nugraha
Kepada pihak-pihak yang terus menyebarkan narasi menyesatkan demi mempertahankan status quo yang sering kali menjadi corong kepentingan kapitalis kami sampaikan dengan tegas: perjuangan kami tidak akan dihentikan oleh propaganda atau intimidasi apa pun.
Serikat pekerja memahami bahwa perjuangan kenaikan upah bukan perjalanan yang mulus. Setiap langkah menuju keadilan selalu dibarengi resistensi dari kelompok yang diuntungkan oleh ketidakadilan itu sendiri. Mereka ingin pekerja tetap menerima upah rendah, tetap bergantung, dan tetap diam. Tetapi kami tidak akan diam. Kami tidak akan tunduk.
Narasi “Perusahaan akan Relokasi” adalah Alat Tekanan, Bukan Fakta Ekonomi
Kami sering dihadapkan pada ancaman lama yang terus diulang bahwa jika pekerja menuntut upah layak, perusahaan akan pindah ke daerah berupah rendah. Namun mari kita bicara fakta.
Ketika perusahaan relokasi, mereka tidak hanya meninggalkan pekerja. Mereka meninggalkan:
- Infrastruktur negara yang sudah mereka manfaatkan selama bertahun-tahun,
- Sumber daya manusia terlatih yang telah berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan,
- Insentif dan keringanan pajak yang diberikan negara,
- Komunitas lokal yang selama ini menopang rantai produksi mereka.
Relokasi bukan sekadar “keputusan bisnis”, tetapi sinyal bahwa perusahaan tidak memiliki komitmen jangka panjang terhadap kemajuan negeri tempat mereka meraup keuntungan. Pekerja tidak seharusnya menjadi korban dari ketamakan korporasi seperti ini.
Upah Layak Bukan Ancaman Ia Adalah Fondasi Ekonomi Berkualitas
Kami memperjuangkan upah layak karena itulah hak dasar setiap pekerja. Upah yang cukup untuk hidup bermartabat bukan ancaman bagi perusahaan yang bertanggung jawab—melainkan investasi bagi produktivitas, stabilitas sosial, dan keberlanjutan ekonomi.
Pekerja bukan beban. Pekerja adalah mesin utama pembangunan. Ketika pekerja sejahtera, daya beli meningkat, konsumsi membaik, dan perekonomian bergerak lebih kuat.
Kami Inginkan Perusahaan yang Bertanggung Jawab, Bukan Sekadar Menguntungkan
Kami tidak menolak bisnis. Kami menolak eksploitasi. Kami ingin perusahaan yang:
- Menghargai pekerjanya,
- Membangun hubungan industrial yang adil,
- Berkomitmen pada tanggung jawab sosial,
- Menjadi bagian dari pembangunan nasional, bukan sekadar penikmat keuntungan nasional.
Kami Tidak Akan Mundur
Semua narasi yang mencoba menakut-nakuti pekerja, semua propaganda yang ingin memecah solidaritas, tidak akan menggoyahkan komitmen kami.
Kami akan terus berjuang untuk:
- Upah yang layak,
- Kondisi kerja yang aman dan manusiawi,
- Masa depan pekerja yang lebih baik,
- Negara yang menempatkan rakyat pekerja sebagai pusat pembangunan.
Kami serikat pekerja.
Kami bersatu.
Kami teguh.
Dan kami tidak akan menyerah.

