Opini ditulis oleh : MUSLIM
Di tengah derasnya arus digitalisasi, organisasi dituntut untuk tidak hanya mengadopsi teknologi, tetapi juga memastikan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki mampu beradaptasi. Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana pengembangan SDM dapat diintegrasikan secara efektif dengan sistem manajemen kinerja. Tanpa integrasi ini, organisasi berisiko kehilangan arah dalam membangun daya saing di era digital.
Perubahan pola kerja yang dipicu oleh teknologi, seperti sistem kerja hybrid, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan, membuat manajemen SDM harus bertransformasi. Pengembangan SDM tidak lagi cukup sebatas pelatihan teknis, melainkan harus dihubungkan langsung dengan pencapaian kinerja yang terukur. Hal ini selaras dengan pandangan Armstrong & Taylor (2020) bahwa manajemen kinerja yang baik adalah yang mampu menyatukan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
Adapun menurut pandangan penulis Integrasi Pengembangan SDM dan Manajemen Kinerja: Tantangan Organisasi di Era Digital Adalah:
Pertama, Integrasi Pengembangan SDM dan Manajemen Kinerja Membutuhkan Sistem Evaluasi yang Berbasis Data.
Teknologi digital menyediakan real-time performance tracking yang memungkinkan perusahaan menilai efektivitas pelatihan sekaligus dampaknya terhadap produktivitas karyawan. Dengan demikian, investasi pada pelatihan tidak hanya menghasilkan peningkatan pengetahuan, tetapi juga kinerja nyata.
Kedua, Organisasi Perlu Menggeser Paradigma Manajemen Kinerja dari Sekadar Penilaian Tahunan Menuju Proses Berkelanjutan.
Seperti dikemukakan oleh Pulakos et al. (2019), continuous performance management memungkinkan karyawan menerima umpan balik secara reguler sehingga mereka lebih adaptif terhadap perubahan. Integrasi ini juga memperkuat employee engagement, karena pengembangan kompetensi mereka selalu dikaitkan dengan target kinerja yang jelas.
Ketiga, Faktor Budaya Organisasi Menjadi Penentu Keberhasilan Integrasi.
Tanpa budaya kerja yang mendukung inovasi, transparansi, dan kolaborasi, program pengembangan SDM hanya menjadi formalitas administratif. Di sinilah peran kepemimpinan digital yang visioner menjadi penting, karena pemimpin tidak hanya mengarahkan strategi, tetapi juga menumbuhkan mindset pertumbuhan (growth mindset) di kalangan karyawan.
Mengintegrasikan pengembangan SDM dengan manajemen kinerja bukanlah tugas yang mudah, terlebih di era digital yang penuh ketidakpastian. Namun, organisasi yang mampu melakukannya akan lebih siap menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, organisasi perlu menginvestasikan teknologi yang mendukung manajemen kinerja berbasis data, memperkuat budaya organisasi yang adaptif, dan memastikan pengembangan SDM selalu relevan dengan kebutuhan masa depan.
Sebagaimana ditegaskan oleh Becker, Huselid, & Ulrich (2001), SDM yang terkelola dengan baik adalah sumber keunggulan kompetitif yang sulit ditiru. Maka, integrasi pengembangan SDM dan manajemen kinerja harus ditempatkan sebagai prioritas strategis, bukan sekadar program pendukung.
Penulis: Muslim Mahasiswa Magister Manajemen, Universitas Pamulang Dosen Pembimbing: Dr. Denok Sunarsi, S.Pd, MM. CHt. Editor: Pajar

