Dunia Magister
  • Home
  • Berita
  • Jurnal
  • Opini
  • Sajak
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Jurnal
  • Opini
  • Sajak
No Result
View All Result
Dunia Magister
No Result
View All Result
Home Opini

“SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN”

Dunia Magister by Dunia Magister
July 31, 2025
Reading Time: 4 mins read
“SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN”
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Endah Sri Rahayu

Luka Masa Lalu dan Cinta dari Masa Depan

“Let’s say I believe you’re from the future… then what do you want?” Jonathan, saat awal bertemu Sore

Film Sore: Istri dari Masa Depan menjadi refleksi realita yang terjadi pada banyak orang yang sering gagal berdamai dengan masa lalu dan sering juga ragu menjemput masa depan. Cerita ini mengisahkan Jonathan, pemuda Indonesia yang tinggal di Kroasia. Pertemuannya yang misterius dengan Sore, perempuan yang mengaku datang dari masa depan.

Jonathan adalah sosok ‘fatherless’, ayahnya telah lama meninggalkan Jonathan saat masih kecil dan hidupnya dipenuhi upaya membuktikan diri, menenangkan luka yang dalam. Ia mandiri, tapi rapuh. Ramah, tapi menyimpan keresahan eksistensial yang dalam.

“I want to make your life better.” Sore, saat menjawab skeptisisme Jonathan

Sore tak hanya hadir membawa pesan dari masa depan. Ia hadir membawa kesadaran bahwa luka yang tidak disembuhkan akan terus diwariskan. Hidup bukan soal mengubah garis takdir melainkan memilih bagaimana kita menjalani takdir itu.

Takdir dan Pilihan

Takdir yang tertulis tak dapat diubah. Namun keadaan dan pilihan hidup itu kita yang menentukan.

Film ini menyajikan bahwa waktu bukan musuh, tapi cermin. Ia memperlihatkan apa yang telah kita lalui dan diam-diam bertanya, “apakah kamu ingin mengulanginya?”

Sore, yang datang dari masa depan, awalnya berusaha mengontrol keadaan dan orang-orang di sekitarnya demi mencegah apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Tapi pada akhirnya, ia menyadari bahwa perubahan sejati tak bisa dipaksakan dari luar. Itu harus tumbuh dari kesadaran dalam diri Jonathan sendiri.

Sederhananya, takdir mungkin tak bisa diubah, namun bagaimana kita menjalani takdir itulah yang membuat hidup berbeda.

Luka dan Penyangkalan

Jonathan menyimpan luka besar dari ketidakhadiran sosok ayah. Kehampaan membentuknya menjadi pribadi yang ingin selalu tampak rasional, mengendalikan hidup, dan tak memberi ruang pada hal-hal yang tak bisa dijelaskan logika. Tapi jauh di dalam dirinya, ia hanyalah anak laki-laki yang rindu dipeluk oleh masa lalu yang tak pernah menoleh kembali.

Titik balik terjadi saat Sore tidak dapat mengulang waktu. Di saat itulah, Jonathan mulai merasakan kehilangan yang nyata dan kesadaran pun tumbuh dari dalam dirinya. Ia mulai memahami bahwa hidup tak bisa terus dikendalikan dengan penyangkalan. Ia memilih berkomitmen bukan pada masa lalu, bukan pada Sore, tapi pada dirinya sendiri. Ia memilih untuk menghadapi luka yang selama ini dihindari, menemui masa lalunya, dan memaafkan apa yang dulu menyakitinya. Dari sanalah perubahan dimulai. Bukan karena waktu telah berubah, tapi karena ia sendiri memilih untuk mengubah cara ia menjalani waktu itu.

Cinta yang Memilih Pergi

Sore adalah cinta yang dibenturkan batas. Ia tahu bahwa mencintai seseorang tidak berarti menyelamatkan mereka. Cinta yang sehat tahu kapan harus tinggal dan kapan harus mundur agar orang yang kita cintai bisa menemukan dirinya sendiri.

Sore mencintai Jonathan, tapi ia juga sadar bahwa perubahan sejati tidak bisa dipaksakan. Sebesar apapun keinginan untuk menemani, jika seseorang belum berkomitmen penuh untuk berubah, maka kehadiran kita hanya akan menjadi pengulangan dari luka yang sama.Setiap manusia punya luka. Tapi dirinya sendirilah obatnya.

Pelajaran besar dari film ini adalah bahwa setiap manusia membawa lukanya masing-masing. Tapi dirinya sendirilah yang menjadi obat paling ampuh. Aku pun mulai mengerti, mengapa hidup terkadang terasa seperti siklus tanpa akhir dan pola yang berulang, luka yang tak kunjung pulih, jalan yang terus buntu. Bukan karena tak ada kesempatan untuk sembuh, tapi karena belum benar-benar memilih untuk sembuh. Kita terluka bukan karena orang lain, tapi karena kita memberi ruang bagi luka itu untuk terus menetap. Jika lukanya menyakiti, itu bukan salah mereka, tapi karena kita sendiri yang mengizinkan luka itu tinggal terlalu lama.

Sore bukan sekedar waktu, Tapi Juga Cermin

“Sore” bukan sekadar nama. Ia adalah simbol waktu yang hampir habis, saat bayangan masa lalu semakin panjang, dan hari hampir berganti. Tapi justru di momen senja, kita bisa lebih jujur melihat warna hidup kita.

Film ini mengajak kita bertanya,

Jika kita diberi kesempatan kedua, apa yang akan kita ubah?

Dan lebih penting lagi, apa yang tetap akan kita pilih, meski tahu akhirnya?

“Tahu nggak kenapa senja itu menyenangkan? Karena walau cuma sebentar, langit selalu menerimanya apa adanya.”— Sore

Kesimpulan

Sore: Istri dari Masa Depan bukan hanya film tentang cinta. Ia adalah pelajaran tentang waktu, luka, dan keberanian memilih diri sendiri. Cocok untuk yang sedang bertumbuh, sedang lelah menyembuhkan, atau sedang belajar melepaskan.

Tags: Dunia MagisterMahasiswa MagisterManajemenMMSDM
Dunia Magister

Dunia Magister

Next Post
Solidaritas yang Melampaui Hidup dan Mati

Solidaritas yang Melampaui Hidup dan Mati

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Instagram TikTok Youtube

Categories

  • Berita
  • Buruh
  • Jurnal
  • K3
  • Kesehatan
  • Ketenagakerjaan
  • Mahasiswa
  • Olahraga
  • Opini
  • Perempuan
  • Resep
  • Sajak

Tags

ACI BONTA Bundesliga Buruh Cerpen Cinta DISKRIMINASI Dunia Magister ESR Filosofis Filsafat Hari Kartini Hukum ILMU MANAJEMEN ILO Jaminan Sosial JUDI ONLINE K3 Kepemimpinan Kepuasan Korupsi La liga Liga inggris Mahasiswa Magister Manajemen Manajemen SDM Manusia May Day MM OLAHRAGA Pangeran Sastra Pekerja Pemimpin Penelitian Perempuan PKM Puisi Ralez Ren Sajak SDM Seri a Serikat buruh Serikat Pekerja Upah

2025 © Dunia Magister

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Jurnal
  • Opini
  • Sajak

2025 © Dunia Magister