Merayakan May Day di jalanan seharusnya menjadi momen berharga bagi para pekerja untuk bersatu dan menuntut hak-hak mereka. Namun, realitasnya sering kali jauh dari harapan. Peringatan ini tampak lebih sebagai ajang pamer peragaan busana dan tinggi-tinggian bendera kelompok, daripada sebuah gerakan yang terarah dan berfokus pada perubahan nyata. Tuntutan yang disuarakan biasanya tidak jelas, mencerminkan sifat gerakan yang reaktif, bukan proaktif.
Lebih memprihatinkan, filosofi gerakan ini sering kali tidak diletakkan pada jalur yang tepat. Kita melihat banyak aksi yang terputus dari akar sejarah perjuangan buruh, menjadikan gerakan ini kehilangan makna dan tujuan. Tanpa ideologi yang jelas, arah gerakannya menjadi ambigu, menyerupai “mayat hidup” — bernyawa tetapi tidak berjiwa. Jargon “Yang Penting Melawan” seolah menjadi pengganti substansi, namun pada kenyataannya, itu hanya menambah kebingungan.
Kita perlu merenungkan kembali makna sejati dari May Day. Gerakan buruh yang kuat dan berpengaruh seharusnya didasarkan pada kesadaran kolektif dan tujuan yang terukur. Alih-alih sekadar turun ke jalan untuk menunjukkan kekuatan yang kosong, kita harus mengintegrasikan visi dan misi yang jelas dalam setiap langkah perjuangan. Dengan memahami sejarah dan nilai-nilai yang ada, kita dapat membangkitkan semangat yang sebenarnya dan menciptakan perubahan yang berarti.
Jika kita ingin May Day menjadi lebih dari sekadar ritual tahunan, saatnya untuk menanamkan ideologi yang kuat dalam setiap gerakan. Mari kita bersatu, bukan hanya dalam aksi, tetapi juga dalam pemikiran dan tujuan. Hanya dengan cara inilah kita dapat mengubah perayaan ini menjadi langkah nyata menuju keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh pekerja. Mari bangkit dari keterasingan ini dan perjuangkan hak-hak kita dengan semangat yang penuh makna!

