Rania adalah seorang ibu rumah tangga yang tampak bahagia di luar. Dengan dua anak perempuan yang ceria dan suami, Kinato, seorang pengusaha penerbitan majalah yang sukses, hidupnya seharusnya sempurna. Namun, di balik senyumnya, Rania merasakan kehampaan yang mendalam. Suaminya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sering kali mengabaikannya dan anak-anak mereka. Rania merasa seolah-olah hidupnya berjalan tanpa arti, terjebak dalam rutinitas yang monoton.
Setiap hari, Rania mengurus rumah dan anak-anak. Namun, saat malam tiba dan Kinato pulang, ia hanya mendapatkan sapaan singkat sebelum suaminya tenggelam dalam tumpukan pekerjaan. Rania merindukan kasih sayang, perhatian, dan sentuhan yang dulu pernah ada. Dia butuh lebih dari sekadar status sebagai istri dan ibu; dia merindukan cinta yang membuatnya merasa hidup.
Suatu malam, setelah menenangkan anak-anak tidur, Rania duduk sendirian di ruang tamu. Dalam kesunyian itu, ia meraih ponselnya dan mengunduh aplikasi kencan online. Dengan hati berdebar, ia mendaftar, berharap menemukan seseorang yang bisa mengisi kekosongan hatinya. Di dalam aplikasi, Rania mulai berinteraksi dengan berbagai pria, tetapi tidak satu pun yang mampu menarik perhatiannya sampai ia bertemu Naimato.
Naimato adalah seorang pekerja di swalayan, tampak sederhana dan jauh dari kesuksesan Kinato. Namun, ada sesuatu dalam kepribadiannya yang membuat Rania tertarik. Mereka akhirnya sepakat untuk bertemu di sebuah kafe. Saat bertemu, suasana terasa hangat dan akrab. Rania mulai membuka diri, menceritakan kehidupan rumah tangganya yang penuh kekosongan.
“Aku merasa seperti terjebak dalam rutinitas tanpa cinta,” kata Rania, matanya berkaca-kaca. “Suamiku sibuk dengan pekerjaannya, dan aku butuh kasih sayang lebih dari itu.”
Naimato mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia juga bercerita tentang hidupnya, tentang bagaimana dia berjuang untuk mencapai impian meskipun harus bekerja keras setiap hari. Dalam perbincangan itu, Rania merasakan kedekatan yang baru, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan.
“Aku hanya ingin merasakan cinta dan perhatian lagi,” lanjut Rania. “Aku berharap kamu bisa melampiaskan kehampaan ini. Mungkin ini salah, tapi aku butuh kamu.”
Naimato terdiam sejenak, menyadari beratnya permintaan itu. Namun, ia merasakan ketulusan dalam kata-kata Rania. Mereka sepakat untuk menjalin hubungan, meskipun harus menghadapinya dengan hati-hati, mengingat situasi Rania yang sudah menikah.
Sebagai minggu berlalu, Rania dan Naimato mulai bertemu lebih sering. Dalam kebersamaan mereka, Rania merasakan kembali sentuhan kasih sayang yang telah lama hilang. Meskipun rasa bersalah selalu ada di benaknya, Rania menemukan kebahagiaan yang selama ini ia cari.
Namun, kehidupan tidak selalu seindah harapan. Rania harus menghadapi kenyataan ketika Kinato mulai curiga dengan perubahan sikapnya. Rania terjebak dalam dilema antara mengejar kebahagiaan pribadinya dan mempertahankan keluarganya.
Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya komunikasi dan perhatian dalam suatu hubungan. Rania, meskipun tersesat di jalan yang salah, mencoba menemukan kembali dirinya dalam pencarian kasih sayang yang tulus. Dalam perjalanan ini, dia belajar bahwa cinta sejati tidak hanya tentang mencari kebahagiaan di luar, tetapi juga tentang memperjuangkan apa yang telah dibangun dalam rumah tangga.

