Hari Kartini, yang diperingati setiap 21 April, bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan momen refleksi tentang peranan wanita dalam perjuangan dan pembangunan bangsa. Kartini, sebagai simbol emansipasi wanita, mengingatkan kita bahwa wanita memiliki peranan yang sangat vital dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam memperkuat tiang-tiang negara.
Peranan wanita dalam sebuah perjuangan sangatlah besar. Mereka adalah pilar yang menopang masyarakat. Jika tiang negara kuat dan sehat, maka negara tersebut akan berdiri tegak dan maju. Sebaliknya, jika tiang tersebut rapuh, maka negara akan menghadapi tantangan besar. Dalam konteks ini, wanita modern telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam berbagai profesi dan gelar pendidikan. Mereka tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga berperan sebagai pemimpin, pendidik, profesional, dan inovator.
Sebagaimana diungkapkan dalam syair:
“Wanita laksana tiangnya negara
Tanpa tiang, coba Anda bayangkan
Kalau semua maju di garis depan
Lalu siapa di garis belakang.”
Kita perlu menyadari bahwa keberadaan wanita di garis belakang juga sangat penting. Mereka adalah pendukung, pengasuh, dan penggerak yang memastikan bahwa perjuangan di garis depan dapat berjalan dengan baik. Tanpa dukungan mereka, banyak langkah maju yang tidak akan mungkin tercapai.
Di era modern ini, wanita semakin menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya. Mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengakses pendidikan dan berkarir di berbagai bidang. Namun, tantangan masih ada, seperti kesenjangan gender dan stereotip yang menghambat peran mereka. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong partisipasi aktif wanita dalam setiap aspek kehidupan, baik di ranah publik maupun privat.
Hari Kartini adalah saat yang tepat untuk merayakan pencapaian wanita dan mengingatkan kita semua akan pentingnya kesetaraan gender. Kita harus terus memperjuangkan hak-hak wanita dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi secara maksimal. Dengan demikian, kita tidak hanya menghormati perjuangan Kartini, tetapi juga melanjutkan warisannya untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Referensi
- Kartini, R.A. (1994). Habis Gelap Terbitlah Terang. Jakarta: Balai Pustaka.
- Sari, D. (2020). “Emansipasi Wanita dalam Konteks Modern.” Jurnal Perempuan, 25(2), 45-60.
