“Refleksi diri seorang pendosa”.
Peristiwa Isra Mi’raj adalah salah satu momen dan sejarah yang sangat penting serta tidak boleh dilupakan oleh setiap umat muslim dunia ini, yang dimana peritiwa isra mi’raj ini mengandung banyak makna dan pelajaran bagi umat Muslim dan seluruh umat manusia. Terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj terdiri dari dua bagian besar: Isra, yaitu perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan Mi’raj, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW yang kemudian naik ke langit untuk bertemu dengan Allah SWT. Peristiwa ini tidak hanya berisi kisah yang luar biasa, tetapi juga mengandung makna yang sangat mendalam, yang relevan untuk kehidupan spiritual dan sosial umat Islam hingga saat ini.
Salah satu makna utama yang bisa diambil dari Isra Mi’raj adalah penguatan iman. Perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sekejap waktu ini menunjukkan kepada kita betapa besar kekuasaan Allah SWT yang tidak akan dapat kita pahami dengan nalar kita sebagai manusia. Bagi umat Islam, Isra Mi’raj bukan hanya sebuah kejadian yang luar biasa dan terkesan mustahil untuk dilakukan, tetapi juga sebuah bukti nyata bahwa segala sesuatu yang tampak mustahil di mata manusia tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Keajaiban ini mengingatkan kita untuk senantiasa memperkuat keimanan kita dan meyakini bahwa Allah SWT adalah zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh akal serta nalar manusia yang sangat terbatas.
Isra Mi’raj juga memberikan pengalaman dan wawasan yang sangat penting tentang shalat, yang menjadi salah satu pilar utama dalam ajaran Islam. Pada peristiwa ini, shalat diwajibkan sebanyak lima waktu oleh Allah SWT, yang disampaikan langsung oleh-Nya kepada Nabi Muhammad SAW saat beliau berada di “Sidratul Muntaha”. Perintah ini menunjukkan betapa pentingnya shalat sebagai sarana komunikasi langsung antara hamba dan Tuhan. Jika kita menelaah sedikit tentang anjuran yang menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim misalnya saja seperti perintah melaksanakan Puasa dibulan suci Ramadhan, melaksanakan ibadah haji, serta membayar zakat, perintah-perintah itu semua diturunkan tanpa harus Nabi Muhammad SAW dipanggil untuk menemui ALLAH SWT secara langsung berbeda dengan perintah shalat yang ALLAH SWT perintahkan secara langsung. Shalat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, memohon ampunan, dan meminta petunjuk hidup yang benar. Dalam kehidupan sehari-hari, shalat menjadi waktu untuk merefleksikan diri, merasakan kedamaian batin, dan menyegarkan kembali komitmen kita untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Selain itu, peristiwa Isra Mi’raj juga mengandung pesan yang kuat tentang kesatuan umat Islam. Saat Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi dan rasul sebelumnya, beliau melihat bahwa semua nabi tersebut menyampaikan pesan yang sama, yaitu TAUHID untuk mengesakan ALLAH SWT dan menjalankan kehidupan dengan terus melakukan amal shaleh. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat manusia memiliki berbagai latar belakang dan sejarah yang berbeda, inti dari ajaran agama adalah sama. Perbedaan tidak seharusnya menjadi dinding penghalang bagi persatuan umat, melainkan bisa menjadi kekuatan untuk saling memahami dan saling menghargai. Kesatuan umat Islam, yang ditunjukkan dalam peristiwa Isra Mi’raj, mengingatkan kita akan pentingnya persatuan antar sesama Muslim, tanpa memandang suku, ras, atau kebudayaan.
Isra Mi’raj juga mengajarkan kita tentang tanggung jawab moral dan sosial kita terhadap sesama. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW diberi gambaran tentang keadaan umat manusia, termasuk penderitaan orang-orang yang tidak beriman dan akibat yang mereka terima. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya kesadaran sosial dan tanggung jawab kita untuk membantu setiap umat yang membutuhkan, memperbaiki keadaan sosial, dan menjaga kebaikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai umat yang beriman, kita memiliki kewajiban untuk tidak hanya memperhatikan urusan pribadi, tetapi juga memberi perhatian kepada kondisi sosial di sekitar kita. Dalam semangat Isra Mi’raj, umat Islam diajarkan untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat dan dunia ini.
Peristiwa Isra Mi’raj ini dapat dijadikan momen refleksi spiritual yang mendalam bagi setiap individu. Dalam perjalanan Mi’raj, Nabi Muhammad SAW tidak hanya disuguhkan dengan gambaran tentang surga dan neraka, tetapi juga diberi pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan setelah kematian yang akan dialami oleh setiap manusia. Pengalaman spiritual ini mengingatkan kita untuk senantiasa mengingat tujuan hidup yang lebih besar, yaitu kehidupan di akhirat. Sebagai umat Islam, kita diajak untuk selalu introspeksi diri dan mengevaluasi amal perbuatan kita, agar hidup ini tidak hanya berfokus hanya pada kenikmatan duniawi, tetapi juga berorientasi pada keberkahan di akhirat. Melalui introspeksi inilah kita diajak untuk memperbaiki kualitas amal ibadah dan menjaga hubungan kita dengan Allah SWT, serta memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia.
Isra Mi’raj adalah peristiwa yang mengandung pesan yang sangat besar dan sarat dengan pelajaran hidup. Ia bukan hanya menceritakan sebuah kisah luar biasa, tetapi juga menjadi pedoman hidup yang memberikan petunjuk spiritual, sosial, dan moral bagi umat Islam. Dengan memahami makna yang terkandung dalam peristiwa ini, kita dapat memperkuat iman kita, meningkatkan ibadah kita, menjaga persatuan umat, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Melalui perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, kita diingatkan bahwa hidup ini tidak hanya untuk mencari kebahagiaan dunia, tetapi untuk meraih kebahagiaan yang lebih abadi, yaitu kebahagiaan di sisi Allah SWT.
Dengan demikian, Isra Mi’raj mengajarkan kita bahwa kehidupan ini adalah kesempatan untuk terus memperbaiki diri, untuk lebih dekat dengan Allah SWT, dan untuk hidup dengan penuh tanggung jawab sosial. Setiap momen dalam hidup adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memperbaiki amal perbuatan, dan mewujudkan dunia yang lebih damai dan penuh kasih. Peristiwa ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah agama, tetapi juga memberikan petunjuk untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna, lebih baik, dan lebih mendalam.
Pada akhirnya Isra Mi’raj mengajarkan kita tentang kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas, pentingnya shalat sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan-Nya, serta persatuan umat Islam meskipun ada perbedaan. Peristiwa ini juga mengingatkan kita untuk peduli terhadap sesama, introspeksi diri, dan memperbaiki amal agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Isra Mi’raj mengajak umat Islam untuk hidup dengan iman yang kokoh, penuh tanggung jawab sosial, dan fokus pada tujuan hidup yang jauh lebih abadi kelak.

